Tempat Wisata Sejarah Di Sumatera Barat: Daerah Menarik Sepanjang Masa Kesukaan Para Turis Dunia
Tempat wisata sejarah di Ranah Minang Sumatera Barat tersebar dari mulai kota Padang, Bukittinggi, Batusangkar, dan Sawahlunto. Keempat kota penting pariwisata di Sumatera Barat ini telah berkembang menjadi sebagai lokasi terbaik untuk menghabiskan masa liburan anda dengan kilas balik sejarah yang akan terekam sepanjang generasi tak akan pernah lekang dengan waktu. Pastikan daftar wisata tempat sejarah ini sangat penting untuk melihat perjalanan Ranah Minang yang merupakan serpihan dari Indonesia ini memiliki pesona fenomenal dan harus masuk dalam itinerary trip cuti masa liburan berikutnya. Apa saja wisata sejarah yang ada di nagari Bundo Kanduang ini?, berikut penjelasannya:
WISATA SEJARAH KOTA PADANG.
Ada beberapa objek wisata sejarah yang ada disekitar kota Padang yang pastinya sangat akrab dari sentra kota:
#1. Padangsche Spaarbank.
Poto oleh: meindraahadita.wordpress.com |
Sekarang ini telah ditetapkan banguan kuno bersejarah di sekitar Sungai Batang Arau tepatnya di daerah Muaro Padang terdapat tempat wisata yang sudah masuk cagar budaya sejarah Sumatera Barat yang dilindungi. Saat kini ini sekitar 74 bangunan bersejarah yang ada di sana dan seluruh bangunan ini pada masa zaman kolonial penjajahan Belanda sebagai kota ekonomi modern dengan aktifitas perdagangan dan bongkar muat barang penting sudah dilakukan di kota Padang. Inilah gedung yang sangat fenomenal sudah lebih dari seabad ini dan masih ada hingga kini dan harus masuk dalam itinerary perjalanan wisata anda.
#2. Masjid Muhammadan.
Poto oleh: infosumbar.net |
Tempat bersejarah yang masih ada hingga kini ini merupakan tempat ibadah penduduk orisinil lokal yaitu agama Islam. Sudah ada sekitar tahun 1843 ini dan menjadi tempat berkembangnya agama dan aktivitas lainnya di zaman penjajahan Belanda. Tidak hanya itu saja, masjid ini memiliki keunikan dari arsitektunya adanya dampak budaya India yang memang dibangun dari komunitas muslim India dikala itu dan hingga kini ini masih ada etnis India yang bermukin di kota Padang. Mayoritas gedung masjid didominasi dengan cat warna putih dan hijau ini kini ini masih dipakai sebagai tempat ibadang dan aktivitas keagamaan. Makara tempat bersejarah sangat akrab dengan sentra kota Padang tepatnya di Jl. Pasa Batipuah, Pasa Gadang Padang Selatan, Padang.
#3. Museum Bank Indonesia {De Javasche Bank}.
Poto oleh: en.wikipedia.org |
Tidak hanya Padangsche Spaarbank saja yang ada di zaman penjajahan Belanda, ternyata ada De Javache Bank yang beroperasi pada waktu itu sebagai cara untuk meningkatkan perjalanan arus masuk keluar uang yang cukup besar pada waktu itu. Gedung ini telah mulai beroperasi sekitar tahun 1864 yang pejabat yang bekerja pada waktu ialah A.W Verkouteren, sebagai Direksi. Sekian lama beroperasi memang sangat mendukung aktivitas ekonomi penjajahan kolonial Belanda pada waktu dan menjadi bank yang sangat penting. Setelah Jepang masuk gedung bank ini diambil alih dan pernnah berubah menjadi Nanpo Kaihatsu. Dengan berjalanannya waktu, gedung ini telah ditetapkan sekitar tahun 1977 menjadi aktivitas museum perbankan yang dikelola oleh Bank Indonesia Cabang Padang. Lokasinya sangat akrab dengan Jembatan Siti Nurbaya tepatnya di Jl. Batang Arau No 60, Padang.
#4. Masjid Raya Ganting.
Poto oleh: wikiwand.com |
Termasuk gedung bersejarah yang ada di kota Padang ini berada di kelurahan Ganting Padang Timur. Masjid yang sangat fenomenal ini hingga kini masih dipergunakan aktifitas keagaaman penduduk lokal dan para turis muslim seluruh dunia. Sejarah telah mencatat masjid ini pernah mengungsi ke masjid ini dikala masa kemerdekaan Republik Indonesia. Kilas sejarah masjid bersejarah ini memang ada banyak sekali versi, berdasarkan Abdul Baqir Zein dalam sebuah buku yang berjudul Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia telah berdiri semenjak tahun 1700 yang awalnya lokasi berdirinya di sekitar kaki Gunung Padang, dipindahkan ke tepi sungai Batang Arau. Dengan berjalannya waktu dan dikala Belanda akan membuka Teluk Bayur atau Emma Haven sebagai pelabuhan penting dikala itu sebagai aktifitas perdagangannya makan Masjid Ganting dipindahkan ke lokasi sekarang. Awal bangunan sangat minim hanya atap rumbia saja, dan mulai diperbaiki sekitar tahun 1805.
Lain lagi versi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Masjid Ganting ini dibangun sekitar tahun 1805 sebagai awal Masjid Kampung Gantiang dengan menggunakan watu dan dinding yang memperkokoh bangunan mesjid diplester dengan tanah dengan atap yang sangat unik berundak-undak.
#5. Museum Adtyawarman.
Poto oleh: id.wikipedia.org |
Masih berada di sentra kota Padang ini merupakan museum penting untuk melihat adat istiadat Ranah Minang. Nama Adtyawarman diambl dari salah satu nama Raja Malayapura yang bertahta sekitar periode 14. Bangunan ini sudah masuk tempat bersejarah yang menyimpan koleksi dengan kategori penting seperti: biologika, etnografika, arkeologika, historika, geografika, filologika, keramologika, dll. Koleksi ini sanggup terlihat perjalanan adat budaya yang ada di Ranah Minang.
#6. Gedung Balai Kota Padang.
Poto oleh: mapsights.com |
Tempat wisata sejarah lainnya juga berada di kota Padang ialah gedung Balai Kota sebagai bangunan yang dipakai sebagai aktivitas pemerintahan pada zaman kolonial Belanda ini tentu menjadi representatif sekali dan menawarkan aktivitas pemerintahan, bangunan yang telah dibangun sekitar tahun 1928 ini dan simpulan sekitar tahun 1936 ini sudah sanggup ditempati. Arsitekturnya ialah Thomar Karsen dengan gaya Art Deco khas sangat unik dan sanggup eksklusif dikenali. Terletak di Jl M. Yamin Padang Barat Padang ini telah menjadi objek wisata bangunan sejarah penting yang harus anda kunjungi dikala berada di kota Padang.
WISATA SEJARAH DI KOTA BUKITTINGGI.
Kota yang sangat fenomenal ini tentu banyak terdapat tempat wisata sejarah hingga kini masih terlihat megah. Memang Bukittinggi sebagai kota pariwisata ini berkembang menjadi sebagai daya tarik paling besar di Sumatera Barat sebagai tempat untuk menghabiskan waktu liburan di demam isu cuti berikutnya. Jangan salah, keistimewaan ini ada beberapa tempat wisata sejarah yang tidak akan pernah lekang dengan waktu. Berikut rekomendasi tempat wisata sejarag yang ada di kota Bukittinggi:
#7. Jam Gadang Bukittinggi.
Poto oleh: hariansinggalang.co.id |
Siapa yang tidak mengenal Jam Gadang Bukittinggi sebagai landmark penting di kota Bukittinggi. Jam yang sangat fenomenal ini tentu menawarkan nuanasa magis sebagai magnet paling utama di pariwisata. Wisata tempat sejarah yang hingga dikala kini ini masih terjaga dan masih terawat ini telah ada semenjak zaman penjajahan kolonial Belanda dan mesin penggeraknya hanya ada dua di dunia, satunya di Inggris Jam Big Ben dan satunya lagi Jam Gadang Bukittinggi. Pastikan anda memasukan Jam Gadang sebagai tempat penting pariwisata anda di Sumatera Barat.
#8. Lobang Jepang.
Poto oleh: cinegrappler.blogspot.com |
Wisata sejarah lainnya ialah sebuah bunker yang dibentuk di zaman penjajahan Jepang dikala masuk di kota Bukittinggi, Bangunan bunker atau lobang ini berada di sentra kota Bukiitinggi dan aksesnya sangat akrab dari Jam Gadang. Bunker ini dipakai oleh Jepang untuk mempertahankan eksitensinya dengan membuat lobang untuk pertahanan dan serta shelter kemiliterannya. Kilas sejarah bahwa bunker ini dikerjakan oleh orang Indonesia dari daerah lain menyerupai di Jawa, Makassar, dan lainnya biar tidak diketahui sebab proyyek diam-diam mereka. Sekarang ini masih berdiri berpengaruh dan kokoh dan menjadi wisata paling dicari oleh para turis untuk melihat kekohonan gedung ini sepanjang masa.
#9. Benteng Fort De Kock.
Poto oleh: flickr.com/photos/runningralph/22789167455/ |
Benteng Fort de Kock ialah sebuah benteng peninggalan zaman kolonial Belanda yang berada di kota Bukittinggi. Kilas sejarah bahwa benteng ini dibangun sekitar tahun 1825 oleh Kapten Bouer. Benteng ini terletak di bukit Jirek sebagai tempat pertahanan mereka dari gempuran rakyat Minangkabau dikala terjadinya perang Paderi sekitar tahun 1821-1837. Disekitar benteng ini masih terlihat meriam kuno sekitar periode 19. Dengan berjalannya berubah menjadi objek wisata Benteng Fort de Kock.
Kilas Perang Paderi: 1821 - 1837.
Sejak terjadinya konflik antara kaum adat dan kaum agama dikala itu nagari di sekitar Bukittinggi dijadikan sentra pemerintahan oleh Belanda. Sekitar tahun 1825 Belanda membangun sebuah benteng untuk pertahanan mereka yang kini masih sanggup dilihat oleh para turis berjulukan Fort de Kock. Sebagai pertahanan untuk eksistensi mereka dan sebagai sentra pemerintahan ini juga sebagai tempat istirahat opsir Belanda yang dikala tersebut masih dalam wilayah jajahan mereka.
Fort de Kock merupakan lambang bahwa Belanda telah menguasai Sumatera Barat pada waktu itu. Benteng ini sebagai tanda ekspansi kekuasaan Belanda dari beberapa daerah lain yang ada di Sumbar menyerupai Agam, Bukittinggi, dan Pasaaman. Dengan adanyan konflik internal antara kaum adat dan kaum agama Islam ini lah Belanda mengambil kesempatan sehingga muncul Perang Paderi yang cukup lama. Makara sanggup dikatakan bahwa benteng Fort de Kock menjadi sebuah bukti atau saksi pertempuran antara kaum adat dan kaum agama Islam.
WISATA SEJARAH BATUSANGKAR.
Di daerah Batusangkar anda juga sanggup menikmati wisata sejarah yang tentu sangat dikenal baik dikalangan turis dunia dan penduduk lokal. Wisata ini sudah masuk dalam daftar itinerary perjalanan penting yang tidak akan pernah terlewatkan. Memang dengan wisata sejarah ini kita semua sanggup melihat perjalanan sejarah tersebut menjadi sebuah pelajaran dan cerminan peradaban sebuah nagari yang tidak akan pernah lekang dengan waktu.
#10. Istana Baso Pagaruyung.
Poto oleh: goodnewsfromindonesia.id |
Saksi sejarah yang masih ada hingga kini walaupun hanya replika Istana Kerajaan Pagaruyung masih sanggup dilihat dengan keunikan desain dan arsitektur unik bagonjong khas Minangkabau. Traveler seluruh dunia akan melihat beginilah kerajaan yang ada di Sumatera Barat memiliki peradaban budaya yang sangat tinggi dan sebuah fenomena sejarah yang akan selalu ingin diketahui. Kerajaan Pagaruyung ini runtuh semenjak terjadinyan Perang Paderi. Perang Paderi yang terjadi pada waktu itu menjadi awal kerajaan runtuh. Dengan replika ini sanggup dilihat suasana rumah gadang seorang raja dan beberapa infrastruktur yang ada disekitar menjadi sebuah tempat terbaik untuk melihat sejarah di Minangkabau.
WISATA SEJARAH SAWAHLUNTO.
Daerah Sawahlunto juga memiliki wisata tempat sejarah yang sanggup mengisi seluruh itinerary perjalanan anda. Sawahlunto merupakan daerah penghasil Batu Bara terbaik yang pernah ada dikelola oleh zaman kolonial Belanda dikala itu dan masih meninggalkan jejak sejarah yang masih terjaga dan masuk dalam cagar budaya yang dilindungi. Wisata sejarah ini berupa infrastruktur pertambangan, tempat tambang, hingga museum ransum yang sangat fenomenal bagi turis seluruh dunia.
#11. Silo.
Poto oleh: sawahluntomuseum.wordpress.com |
Merupakan tempat meletakan watu bara yang siap diolah di pabrik watu bara. Berupa bangunan dari semen ukuran besar mirim dengan cincin sumur yang menjulang tinggi. Silo ini masih terlihat terperinci dan bertanda bahwa dikala itu masih tingginya aktifitas tambang watu bara yang dilakukan Belanda untuk potensi ekonomi ekspor. Hasil pengolahan watu bara ini akan dibawa ke kota Padang menggunakan kereta api.
#12. Museum Kereta Api Sawahlunto.
Poto oleh: pecintawisata.wordpress.com |
Jangan lupa mengunjungi museum kereta api yang ada di Sawahlunto yang masih ada lokomotif pengangkut watu bara yang dipakai zaman Belanda hingga ke Teluk Bayur. Penduduk lokal menyebutnya Mak Itam yang masih terawat walau kini sudah sangat jarang dipakai dan masuk museum turis sanggup melihat jejak sejarah yang ada di Sawahlunto sebagai kota tambang pada dikala itu.
#13. Tambang Batu Bara Mbah Soero.
Poto oleh: asiawisata.com |
Dengan tambang watu bara yang terbaik di Sawahlunto ada tambang yang sangat banyak menyita perhatian para traveler seluruh dunia. Sejarah ini tetap akan terjaga sepanjang masa sebagai saksi sejarah yang sanggup terlihat dan menjadi andalan pariwisata di Sawahlunto. Tambang watu bara ini dibangun semenjak zaman kolonial penjajahan Belanda yang tentu ada misteri berada dongeng memilukan dan sangat merinding mendengarnya.
Lokasi letaknya di sentra kota Sawahlunto, berjulukan Mbah Soero yang diambil nama dari seorang penambang yang sangat disegani oleh pekerja tambang pada dikala itu sebab beliau sangat pekerja keras dan memiliki keuletan tinggi sehingga memiliki jiwa pantang menyerah. Menurut dongeng dari petugas yang menjaga tambang ini bahwa jalur tambang yang ada ada hingga puluhan kilometer tetapi hanya sekitar 186 meter saja yang disediakan untuk menunjang pariwisata sejarah. Dan hanya dibuka untuk umum dengan sudah dilengkapi dengan fentilasi udara, penerangan, hingga derma pegangan tangan serta tanga untuk naik dan turun.
Tambang watu bara ini sudah dimulai semenjak tahun 1898-1930, lubang inilah yang dipakai oleh Belanda untuk melaksanakan tambang watu bara terbaik. Terbaik tambangnya karenanya tidak terbaik untuk penduduk Sawahlunto dikala itu. Bahkan kisah yang sangat mengerikan dan tentu sangat perih mendengarnya. Penambang pribumi yang menambang tentu berada dalam lubang ini, mereka dirantai dan diperkerjakan secara paksa. Rantai terpasang di kaki dan leher dan jumlahnya ada ratusan. Bekerja siang malam dn tidak diberikan makan yang tidak layak. Jika mendapat kuliner ya harus kerja keras dan terus bekerja.
Apabila ada pekerja tambang yang tewas dikala melaksanakan tambang akan dikubur ditimbun begitu saja bahkan ada diselipkan di dinding lunbang tambang. Terungkap dongeng ini dikala lubang tambang Mbah Soero ini dibuka pertama kali dan dibangun kembali masih banyak terlihat tengkorak insan ditemukan yang diyakini mayit dari para pekerja rantai yang tertimbun di dalam lubang ini.
Saat anda berkunjung ke lokasi tambang ini anda dongeng berupa cuplikan foto yang berhasil di hadirkan di serpihan lobi yang tentu anda sanggup mendapat dongeng yang sangat lengkap mengenai lubang tambang ini. Untuk masuk ke dalam anda harus mengikuti peraturan dan harus menggunakan perlengkapan yang disediakan oleh pengelola.
#15. Museum Gudang Ransum Tambang Batu Bara Sawahlunto.
Poto oleh: iyakan.com |
Komplek yang berisikan tempat dapur besar umum dikala itu yang dipakai sebagai tempat masak untuk para pekerja tambang dan rumah sakit yang ada di Sawahlunto. Menurut sejarah Gudang Ransum ini dibangun sekitar tahun 1918 di zaman penjajahan Belanda. Tentu sebuah dapur dilengkapi dengan beberapa infrastruktur berupa dua gudang besar dan steam generator sebagai tempat untuk memasak sebagai tungunya. Untuk memasak kuliner hampir 3.900 kg beras setiap hari ini diperuntukan untuk para pekerja tambang dan kebutuhan publik rumah sakit dan lainnya. Dapur ini tidak sanggup terlepaskan dari aktivitas tambang yang ada di kota Sawahlunto dan pastinya di dikala itulah sudah ada tempat masak yang begitu besar dengan teknologi yang sudah sangat tinggi untuk membuat masakan kompleks pertambangan yang cukup besar.